Senin, 04 Juli 2011

FASE KETERAMPILAN MOTORIK


FASE KETERAMPILAN MOTORIK TINGKAT PERTAMA

Fase belajar motorik adalah suatu fase yang manggambarkan keadaan penguasaan keterampilan motorik seseorang dalam melaksanakan gerakan-gerakan olahraga.
Kemampuan seseorang untuk dapat menguasai keterampilan-keterampilan motorik olah raga berbeda-beda,yang disebabkan oleh antara lain :
  • Perbedaan kemampuan kondisi dan koordinasi yang dimiliki
  • Perbedaan usia
  • Perbedaan pengalaman gerakan
  • Perbedaan jenis kelamin
  • Perbedaan kognitif,
  • Frekwensi latihan dan sebagainya
Pembagian fase-fase belajar motorik bukan berdasarkan pada tingkat usia,melainkan pada tingkat kemampuan seseorang dalam penguasaan keterampilan-keterampilan motorik olahraga dalam melaksanakan gerakan-gerakan.
Ciri-ciri umum kemampuan fase belajar motorik tingkat pertama
Ciri-ciri umum fase belajar motorik tingkat pertama adalah penguasaan kemampuan motorik dalam bentuk kasar,seseorang yang berada pada fase ini hanya mampu melaksanakan gerakan-gerakan yang dituntut bila situasi dan kondisi mendukung.
belajar motorik ada lima indera penerima informasi antara lain :
1. Mata ( Visueller Analisator )
2. Kulit ( Taktiler Analisator )
3. Otot-otot ( Kinesthetischer Analisator )
4. Telinga ( Akusticher Analisator )
5. Alat keseimbangan yang terletak pada bagian dalam telinga ( Statico dynamisator )
Ciri-ciri fase belajar motorik tingkat kedua dan implikasinya kedalam proses pembelajaran
Fase belajar tingkat kedua menuntut aktifitas belajar yang tinggi,untuk dapat melaksanakannya dibutuhkan persiapan-persiapan yang tinggi dari peserta didik.kesiapan yang dimaksud antaralain:
  • Kesiapan dalam melakukan pengulangan-pengulangan latihan
  • Kesiapan dalam menerima beban kerja fisik
  • Kesiapan untuk berkonsentrasi penuh
  • Serta kesiapan untuk turut aktif dalam proses berfikir
.Jadi tugas utama dari guru pendidikan jasmani dalam hal ini adalah melakukan analisis kesalahan-kasalahan gerakan yang terjadi pada setiap fase gerakan.sehingga peserta didik akan selalu melakukan pengendalian dan pengaturan kembali penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama gerakan itu berlansung.
FASE BELAJAR KETERAMPILAN MOTORIK OLAHRAGA TINGKAT KE DUA
Dalam Ciri-ciri umum fase belajar motorik tingkat kedua ini adalah peningkatan penguasaan kemampuan koordinasi secara halus, yaitu kualitas gerakan yang dilakukan sudah meningkat.
Perkembangan proses belajar pada fase ini datandai oleh beberapa kemajuan dan diwarnai oleh beberapa permasalahan.kemajuan-kemajuan yang diproleh antara lain dapat dilihat dari semakin meningkatnya kualitas gerakan.
Ciri-ciri khusus fase belajar motorik tingkat kedua
Struktur dasar gerakan
Irama gerakan
Hubungan gerakan
Luas gerakan
Kelancaran gerakan
Kecepatan gerakan
Ketepatan dan kekonstanan gerakan
Bayangan dan program gerakan
Ciri-ciri kemampuan penerimaan dan pengolahan informasi fase belajar tingkat kedua
belajar motorik ada lima indera penerima informasi antara lain :
6. Mata ( Visueller Analisator )
7. Kulit ( Taktiler Analisator )
8. Otot-otot ( Kinesthetischer Analisator )
9. Telinga ( Akusticher Analisator )
10. Alat keseimbangan yang terletak pada bagian dalam telinga ( Statico dynamisator )
Kelima indera penerima informasi tersebut dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu :
  1. Alat penerima informasi dari luar
Yaitu informasi yang datang dari luar atau dari lingkungan sipelaku gerakan itu sendiri. Diantaranya : mata, telinga dan kulit.
  1. Alat penerima informasi dari bagian dalam
Yaitu informasi yang berasal dari dalam diri sipelaku gerakan itu sendiri tentang jalannya gerakan baik yang sedang berlangsung. Diantaranya : otot-otot dan staticodynamisator.
Ciri-ciri fase belajar motorik tingkat kedua dan implikasinya kedalam proses pembelajaran
Fase belajar tingkat kedua menuntut aktifitas belajar yang tinggi,untuk dapat melaksanakannya dibutuhkan persiapan-persiapan yang tinggi dari peserta didik.kesiapan yang dimaksud antaralain:
  • Kesiapan dalam melakukan pengulangan-pengulangan latihan
  • Kesiapan dalam menerima beban kerja fisik
  • Kesiapan untuk berkonsentrasi penuh
  • Serta kesiapan untuk turut aktif dalam proses berfikir
.Jadi tugas utama dari guru pendidikan jasmani dalam hal ini adalah melakukan analisis kesalahan-kasalahan gerakan yang terjadi pada setiap fase gerakan.sehingga peserta didik akan selalu melakukan pengendalian dan pengaturan kembali penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama gerakan itu berlansung.
FASE BELAJAR KETERAMPILAN MOTORIK OLAHRAGA TINGKAT KETIGA
Ciri-ciri umum fase belajar motorik tingkat ketiga
Ciri-ciri umum fase belajar tingkat ketiga dapat digambarkan sebagai berikut:
Kemampuan prestasi seseorang yang berada pada fase belajar tingkat ketiga lebih stabil,dan kestabilan prestasi tersebut dapat dilakukan dengan konstan,walaupun dibawah situasi dan kondisi tempat palaksanaan gerakan yang dipersulit.

Peningkatan yang terjadi dalam berbagai aspek antaralain :
 Perbaikan dalam mengantisipasi suatu situasi dan kondisi·
· Perbaikan peran analisator kinentetik,sehingga dapat mengendalikan dan mengatur impuls-impuls tenaga pasa otot-otot yang bekerja sesuai dengan kebutuhan
 Perbaikan peran dan fungsi nindra penerima informasi·
 Perbaikan-perbaikan dalam pengolahaninformasi yang diterima.·
Ciri umum berikutnya pada fase belajar tingkat ketiga kestabilan prestasi atau unjuk kerja,individu yang berada pada fase ini mampu melakukan gerakan-gerakan yang sama secara berulang-ulang,sedangkan kualitas gerakan yang ditampilkan pada setiap kali pengulangan cukup konstan.
Ciri-ciri khusus fase belajar motorik tingkat ketiga
Terbentuknya kemampuan automatisasi
Bayangan dan konstruksi bayangan gerakan
Irama gerakan
Pada fase belajar tingkat ketiga ini pelaksanan gerakan terlihat semakin mulus dan lancar,sehingga gerakan-gerakan yang dilakukan cukup efesien dan efektif baik dalam hal pemakaian ruangan,maupun waktu dan tenaga.
Kecepatan gerakan
Keistimewaan khusus yang dimiliki pada fese belajar tingkat ketiga adalah kemampuannya untuk memanipulasi bentuk-bentuk gerakan.kemampuan untuk melakukan gerak tipu yang tepat hanya dapat dilakukan oleh individu yang memiliki kemampuan antisipasi situasi dan kondisi yang akurat.
Ciri-ciri kemampuan penerimaan dan pengolahan informasi fase belajar tingkat ketiga
Ciri-ciri khusus kemampuan penerimaan dan pengolahan informasi individu yang berada pada fase belajar tingkat ketiga adalah semakin meningkatnya peran dan fungsi analisator informasi kinestetik(otot).
Ciri-ciri lain dari kemampuan penerimaan dan pengolahan informasi fase belajar tingkat ketiga ditandai dengan semakin meningkatnya peran dan fungsi serta kepekaan alat-alat analisator yang lain seperti: mata, kulit, telinga (staticodynamisator), maka individu yang berada fase ini dapat menerima umpan balik secara lebih banyak dan rinci tentang jalannya suatu gerakan baik yang sedang berlansung,maupun yang baru selesai dilaksanakan.
Ciri-ciri fase belajar motorik tingkat ketiga dan implikasinya kedalam proses pembelajaran
Fase belajar tingkat ketiga merupakan suatu fase untuk menstabilkan kemampuan koordinasi halus yang telah dikuasai.
Bentuk latihan lain yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk peserta didik yang berada pada fase ini adalah latihan dalam bentuk mental-traning.
Latihan-latihan mental akan dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan:
 Kemampuan mengantisipasi perubahan situasi yang akan terjadi dan efek dari perubahan tersebut·
 Kemampuan ketetapan gerakan·
 Kemampuan melaksanakan gerakan secara ekonomis,baik dari segi waktu,tenaga,maupun·
ruangan yang dipakai
 Kemampuam ketetapan pengambilan keputusan·
KOORDINASI GERAK
koordinasi gerak dilihat sebagai pengatur terhadap proses-proses motorik terutama terhadap kerja otot-otot yang diatur melalui sistem persyarafan atau disebut dangan intra muskulare koordination.
Koordinasi gerak meliputi pengkoordinasian kerja otot-otot yang terlibat dalam suatu pelaksanaan gerakan.pengkoordinasian tersebut diatur sedemikian rupa oleh sistem persyarafan.
Yang diatur disini adalah :penyesuaian komponen-komponen kekuatan dan kecepatan yang dibutuhkan oleh otot dalam pelaksanaan gerak sesuai dangan kebutuhan setiap bagian gerak.
Struktur dasar gerakan
Kata struktur diartikan secara sederhana sebagai suatu susunan tertentu maka struktur garak dapat diartikan sebagai strukur gerakan.atau dapat diterjemahkan sebagai susunan dasar dari suatu gerakan atau susunan yang selalu ada dalam pelaksanaan suatu gerakan.

Irama gerakan
Iram gerak adalah ciri-ciri yang menggambarkan ketepatan antara pelaksanaan bagian-bagian gerak dengan dimensi ruang dan waktu yang digunakan atau yang diperlukan pada setiap gerakan.
Untuk mendapatkan kemampuan irama gerakan yang baik,pada dasarnya harus dalakukan latihan-latihan secara berulang-ulang terhadap bentuk-bentuk gerakan yang sama
Hubungan gerakan
Hubungan gerakan adalah:suatui proses transfer impuls tenaga dari suatu bagian tubuh yang lain atau proses transfer impuls dari suatu alat gerak ke alat gerak lain.sehingga terjadi hubungan gerakan.
Indikator yang dapat diamati dari hubungan gerakan yang tidak sempurna adalah :
  • Terjadinya kelebihan gerakan yang tidak diperlukan yang mengakibatkan terganggunya transfer impuls tenaga untuk gerakan
  • Kelebihan gerakan tersebut diakibatkan olehimpuls tenaga yang diberikan terlalu besar dari yang dibutuhkan.
  • Luas gerakan
Luas gerakan adalah : luasnya ruangan atau lintasan yang terpakai dalam pelaksanaan suatu gerakan.
Indikator-indikator yang dapat diamati untuk mengetahui kesalahan luas gerakan antara lain :
  • Pemakaian luas gerakan untuk pelaksanaan suatu gerakan tidak stabil
  • Frekwensi gerakan yang terlalu rendah dapat disebabkan karena ruangan yang terpakai untuk pelaksanaan suatu gerakan terlalu luas,sehinggawaktu yang dibutuhkan juga berlebih dari yang semestinya
  • Frekwensi gerakan yang terlalu tinggi misalnya dalam berlari atau berenang dapat disebabkan oleh ruangan yang terpakai terlalu sempit
  • Irama gerakan tidak konstan
Kelancaran gerakan
Penyebab kesalahan gerakan atau tidak lancarnya gerakan adalah : kemampuan kondisi (kekuatan,kecepatan,dan daya tahan)dan kemampuan koordinasi yang masih kurang,serta ketidak lengkapan,ketidak mengertian individu terhadap informasi tentang gerakan yang harus dalaksanakan.
Kelancaran gerakan atau aliran gerakan adalah suatu ciri-ciri yang menggambarkan kontinuitas dari jalannya suatu gerakan.
Untuk dapat melihat kelancaran gerakan,indikator yang dapat diamati adalah :
 Kontinuitas jalannya gerakan·
 Kecepatan atau percepatan gerakan (terlalu cepat atau terlalu lambat)·
Kecepatan gerakan
Dalam pelaksanan suatu gerakan,kecepatan merupakan salahsatu ciri-ciri koordinasi gerakan yang perlumendapatkan perhatian,hal ini disebabkan karena kecepatan sangat menentukan hasil yang ingin dicapai.
Untuk dapat memanfaatkan kecepatan gerakan secara optimal memang sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti : kemampuan mengantisipasi gerakan,kelancaran gerakan dan hubungan gerakan.
Ketepatan dan kekonstanan gerakan
Ketepatan dan kekonstanan gerakan sangat menentukan sekali terhadap hasil yang ingin dicapai dalam pelaksanaan gerakan.
Ketepatan gerakan dalam artian proses adalah : ketepatan jalannya suatu rangkaian gerakan baik dilihat dari struktur dalam gerakan maupun dilihat dari sistematika gerakan.
Sedangkan ketetapan produk adalah : suatu hasil yang diperoleh dari aktivfitas atau gerakn.
Menurut MEINEL (1977,HAL 180) mengartikan ketepatan gerakan sebagai ketepatan atau kesatuan antara perencanaan gerakan dengan hasil yang diperoleh. Pengertiannya adalah bahwa setiap pelaksanaan gerakan selalu didahului oleh suatu gerakan yang direncanakan pada pusat susunan syaraf.
Dalam proses belajar gerak ada tiga tahapan belajar yang harus dilalui oleh siswa untuk dapat mencapai tingkat keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan belajar gerak ini harus dilakukan secara berurutan, karena tahap belajar prasyarat tahap belajar ke tiga. Apabila ketiga tahapan belajar gerak ini tidak dilakukan oleh guru pada saat mengajar pendidikan jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari apa yang selama ini mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani yang ideal.Tahapan belajar gerak yang dimaksud adalah: 1) tahap kognitif, 2) tahap asosiatif/fiksasi, 3) tahap otomatis. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaiman cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktekkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.
2. Tahap Asosiatif/Fiksasi
Pada tahap ini siswa mulai mempraktekkan gerak sesuai dengan konsep-konsep yang telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya. Tahap ini juga sering disebut sebagai tahap latihan. Pada tahap latihan ini siswa diharapkan mampu mempraktekkan apa yang hendak dikuasai dengan cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak yang dipelajari. Apakah gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup? Apabila siswa telah melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharap kan telah memiliki keterampilan yang memadai.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, karena siswa telah memasuki tahap gerakan otomatis, artinya, siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan.Tanda-tanda keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatis adalah bila seorang siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.
Skema Sederhana Proses Terjadinya Gerakan
Alat-alat penerima informasi (Analisator)
a. Optik (indra penglihatan)
b. Akustik (indra pendengaran)
c. Taktil (kulit)
d. Kinestetik (otot)
e. Vestibular (labirin dalam telinga/alat keseimbangan)
Fungsi alat penerimaan rangsangan
a. Optik Untuk melihat datangnya rangsangan/stimulus dalam berbagai bentuk dan kecepatan.
b. Akustik Untuk menerima datangnya rangsangan dalam berbagai bunyi-bunyi.
c. Taktil Untuk memerima rangsangan yang menyentuh kulit.
d. Kinestik Sering dirasakan peranannya sewaktu menetapkan berapa besar tenaga uang harus digunakan agar lemparan kita dapat mengenai sasaran yang telah ditetapkan.
Struktur dasar gerakan adalah fase-fase gerak yang selalu ada dalam setiap pelaksanaan geran.Dalam struktur gerak ada fase awal, fase utama dan fase akhur. Fase awal disebut juga fase persiapan, yaitu persiapan terhadap segala persyaratan yang dibutuhkan untuk pemecahan tugas gerakan utama. Fase utama adalah pencapaian tujuan gerakan. Pada dasarnya fase utama merupan realisasi dari semua fase awal atau fase persiapan. Fase akhir adalah fase dimana dilakukan pengembalian seluruh keseimbangan tubuh setelah pelaksanaan gerakan dalam fase utama. Pengertian struktur dasar gerak daat diartikan sebagai susunan gerakan. Dengan demikian pengertian struktur gerak dapat diterjemahkan sebagai susunan dasar dari suatu gerakan. Sussunan dasar dalam hal in adalah susunan yang selalu ada dalam pelaksanaan suatu gerakan. Susunan gerak yang dimaksud berhubungan dengan fase-fase gerak, yaitu fase awal, utama dan fase akhir
- Fase Awal disebut juga dengan fase persiapan, yaitu:
Persiapan terhadap segala persayratan yang dibutuhkan untuk pemecahan tugas gerakan pada fase utama
Persiapan tersebut meliputi pengoptimalisasian dan pengkoordinasian kekuatan kecepatan dan percepatan.
- Fase utama adalah fase dimana pelaksanaan pencapaian tujuan gerakan yang sebenarnya. Misalnya dalam lompat jauh “melompat” (dari menolak pada balok tumpuan sampai mendarat) adalah fase utama. Pada hakikatnya fase utama merupaan realisasi dari seluruh persiapan-persiapan yang telah dilaksanakan pada fase awal.
- Fase Akhir adalah fase dimana dilakukannya pengembalian seluruh keseimbangan tubuh setelah pelaksanaan fase utama.
Maksudnya adalah tubuh akan berada pada keadaan tidak stabil setelah pelaksanaan fase utama. Keadaan yang tidak stabil tersebut diakibatkan anatar lain oleh kelebihan tenaga atau kecepatan dan kekuatan yang terpakai setelah pelaksanaan fase utama.

http://jokerman87.blogspot.com/2010/04/fase-keterampilan-motorik-tingkat.html